Kiprah Desainer Muda Indonesia

Memilih terjun di dunia mode, khususnya segmen busana muslim, berarti memilih jalur nan terjal. Dibutuhkan mental yang kuat untuk terus bertahan dan menjadi seorang desainer yang diakui. Perjalanan yang sangat jauh dan berliku.
Perjuangan para desainer tidak berhenti saat mereka berhasil menciptakan sebuah karya atau saat mereka meluncurkan label pribadi. Jalan menuju sukses masihlah jauh.Mereka harus bisa menarik sekaligus mempertahankan konsumen, buyer, juga pihak media.
Selain itu, setiap musimnya, mereka pun harus bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda, menarik, inovatif, juga inspiratif. Bila tidak, bisa jadi penjualan mereka pada musim mendatang anjlok. Tapi kenyataan ini tidak mengubah antusias kaum muda untuk terjun ke dunia yang identik dengan kata glamor ini.
Setiap tahunnya, berbagai sekolah mode di dunia meluluskan ratusan calon desainer baru, bintang muda berbakat yang akan melanjutkan benang kreativitas para desainer sebelumnya. Namun, itu saja belum cukup. Dari seluruh alumni sekolah mode, hanya sedikit yang berhasil mencuat, mengibarkan namanya di dunia mode.
Mereka yang namanya dielu-elukan sebagai desainer muda berbakat, penerus nama-nama besar yang sudah ada sebelumnya. Selebihnya masuk ke dunia mode industrial yang lebih besar, baik itu garmen maupun manufaktur.
"Perjuangan jadi perancang itu sangat berat. Dibutuhkan kemampuan mental dan niat yang teguh karena statistiknya dari 10 lulusan sekolah mode, hanya satu yang sukses menjadi desainer," sebut founder Bali Fashion Week, Mardiana Ika.
Desainer yang telah berhasil mengembangkan sayapnya hingga Hong Kong ini juga mengatakan, hal tersebut terjadi karena banyak kendala yang dialami desainer muda.
"Mereka memiliki banyak kendala, beberapa di antaranya masalah finansial juga support," sebutnya.
Toh, meski begitu, beberapa desainer pemula tetap berusaha melangkah. Mereka melakukan berbagai upaya agar namanya bisa dikenal masyarakat lebih luas.
Salah satunya adalah desainer muda Selphie Bong. Desainer muda asal Lampung ini tidak gentar menyerah. Tidak mendapat support yang memuaskan di kotanya, Selphie tidak tanggung-tanggung, langsung bertolak menuju New York. Di sana dia memenangi kompetisi desain. Prestasi yang sangat membanggakan, mengingat dia merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia.
Saat pulang ke Indonesia, Selphie semakin mantap berkarya. Dia pun merilis label pribadinya, Selphie Bong, dan menjadi salah satu partisipan anyar di ajang pekan mode internasional, Bali Fashion Week. Tidak dinyana, koleksi bertema "Memory Lost" yang disuguhkannya ke hadapan khalayak mode, memancing tepuk tangan riuh.
Dengan pengerjaan yang detail, garis rancangan tajam, serta kemasan feminin, Selphie berhasil menampilkan koleksi bergaya masa kini. "Desainer muda seperti Selphie inilah yang harus terus kita dukung," kata Ika.Bukan hanya Selphie, Susan Zhuang pun sukses meretas jalannya ke dunia mode dengan menggabungkan diri dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Lewat wadah ini, Susan bisa lebih fokus berkreasi dan menjadi partisipan dalam berbagai ajang mode. Salah satunya adalah Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) yang dihelat setiap tahun. Desainer muda lainnya, Stella Rissa, juga membuat gebrakan yang cukup luar biasa. Bukan hanya dengan merilis label pribadi,juga menyelenggarakan peragaan busana tunggal sebagai "sapaan"-nya pada dunia mode Indonesia.
Bertempat di kolam air mancur Taman Menteng, Stella tidak hanya sukses memikat para tamu undangan, tapi juga kalangan media yang hadir. Koleksinya yang segar, muda, dan wearable menjadi poin plus untuk memuluskan jalannya, selain tekniknya yang rapi.
Pengamat mode Muara Bagdja pun mengacungkan jempol bagi Stella. Muara mengatakan, kehadiran Stella memberi alternatif baru dan memperkaya dunia mode Indonesia.
"Sebagai desainer baru, dia sudah punya karakter, tahu apa yang dia kerjakan. Dia juga sudah matang secara konsep," ujarnya.
Ya, usia mereka memang boleh muda, pengalaman pun bisa saja minim, tapi semangat yang besar membuat langkah mereka tidak lantas surut.
Mereka tidak menjanjikan sesuatu yang mewah, tapi memiliki "rasa" akan sesuatu yang segar, baru, dan inspiratif. Sebuah langkah awal bagi si pendatang baru menuju panggung yang lebih luas. Untuk ini, rasanya tepat bila kita angkat topi bagi mereka. Salut!