Keanggunan Busana Muslim

Busana Muslim memiliki kekuatan karismatik tersendiri ketika sentuhan-sentuhan mode tersebut selalu mengalir dalam etika dan estetika. Tidak heran, perkembangan arah gaya busana Muslim pun bergerak cepat searah perkembangan tren busana paling mutakhir.

Rancangan-rancangan busana muslimah, termasuk jilbab, kini sudah sangat beragam detail dan motifnya, serta bahan. Nuansanya diselaraskan dengan gaya dan selera berpakaian orang Indonesia secara umum.
Menurut Karina Triasari, Manager Karita Gaya Busana Muslim Muda Yogyakarta, tren busana jilbab 2006 adalah penggunaan warna-warna cerah dengan hiasan sederhana dari bordir dan payet. "Untuk pakaian, dia tidak terlalu longgar, tetapi juga tidak ketat. Bergaya simpel," katanya.
Arah gaya busana itu selaras dengan tren jilbab 2006 yang kini banyak dipakai kalangan perempuan muda, khususnya kalangan mahasiswi, yakni warna-warna seperti merah muda, biru, oranye, dan hijau muda. Warna itu dikombinasi dengan tambahan pernak-pernik sederhana, berupa sulam pita, beludru, atau velvet, bermotif bunga, tumbuhan, ataupun bulan dan bintang.
"Yang menjadi perhatian saat ini adalah desain, kepraktisan cara pemakaian, dan bahan. Tiga unsur itulah kombinasi tren jilbab saat ini," kata Karina.
Dari sisi desain, kini lebih banyak berkembang gaya jilbab yang dililit di leher dengan memadukan dua bahan sekaligus, dengan warna- warna degradasi dan kontras. Gaya yang banyak dipakai beberapa artis, seperti Ineke Koesherawati ataupun Hughes ini dinilai lebih mampu menunjukkan unsur femininitas si pemakai. Gaya lilit leher sendiri mempunyai banyak varian melalui teknik lilit atau ikat yang berbeda, misalnya lilit depan, samping, ataupun belakang. Disesuaikan dengan bentuk wajah.
Selain lebih praktis karena tidak memerlukan jarum, jilbab gaya lilit leher ini bisa dimodifikasi dengan bentuk-bentuk bunga sebagai aksen. Gaya seperti ini lebih terlihat "ringan" dan tampak simpel. Biasanya, untuk pemanis atau sedikit hiasan, dipakai pin bermotif ringan di bagian kiri kepala. Sesuai dengan motif jilbab yang sederhana tetapi tampak modern, pin juga bermotif simpel dengan gambar seperti bulan sabit ataupun bintang, terutama untuk usia 15- 25 tahun.
Untuk bahan, saat ini mengarah pada bahan-bahan "ringan" namun terasa sejuk di kepala, seperti sutera, chiffon, organdi, dan katun. "Gaya-gaya seperti itu akan lebih mudah dipadu-padankan dengan bawahan yang bermacam-macam, misalnya dengan celana jeans," ungkapnya.
Bagi para pemakai jilbab, mereka di antaranya mengaku selalu berusaha mengikuti tren mode jilbab agar tetap bisa tampil gaya. Tina (25), misalnya, selalu membuka-buka majalah busana Muslim agar memiliki referensi sebelum membeli di toko, termasuk juga menggunakan inspirasi busana Muslim yang dikenakan para artis.
"Saya biasanya memilih yang praktis, tidak ribet, sederhana, tetapi tetap tampak modis dan sesuai tren berbusana, tanpa harus melupakan inti pemakaian jilbab," katanya.
Seperti dikatakan Karina, menggunakan jilbab kini telah menjadi fenomena umum yang sudah sangat biasa dan telah menjadi bagian dari gaya berbusana modern, dan diharapkan mampu memancarkan kecantikan dan keanggunan seorang muslimah.